Hubungan Ilmu Kedokteran dengan Islam
hubungan kedokteran dengan islam sangat erat,
mungkin kita sering melupakan itu, banyak juga cara pengobatan yang luar
biasa yang di ajarkan islam dan terkait sekali dengan ilmu kedokteran,
contoh orang yang sakit di rumah sakit , terbaring, saraf-sarafnya yang
kaku gitu kalau gak salah,heheh,maklum saya bukan seorang dokter, yang
jelas gitulah, saat di bacakan ayat suci al qur'an maka saraf sarafnya
akan kembali aktif melalui pendengarannya yang mendengarkan
bacaan al qur'an, begitu luar biasanya al qur'an yang hanya di
bacakan langsung bisa menjadi pengobatan, hal hal seperti ini seharusnya
juga disadari para dokter muslim, alangkah baik dan indahnya apabila
semua dokter bekerja dengan berlandaskan islam, sehingga setiap apa yang
dilakukannya, setiap yang di putuskannya tidak merugikan orang lain,
contoh kasus seorang dokter yang tidak mau melakukan operasi kepada
pasien yang belum menyelesaikan adminitrasi, ini sering sekali terjadi
sehingga merenggut nyawa si pasien, bukankah tugas seorang dokter untuk
mengobati dan menolong sesuai pekerjaannya? apakah tidak boleh seorang
dokter bekerja tanpa uang? ntah lah, mungkin ini lah yang dikatakan
sudah jauh dari pedoman hidup kita yaitu Al
qur'an, saya yakin mereka yang berpedoman kepada Al
qur'an tidak akan melakukan hal seperti itu .
untuk lebih memperjelas bagaimana hubungan erat antara
ilmu kedokteran dengan islam, mari kita simak baik baikartikel ini :)
Delapan abad yang lalu Imam Ibn Al-Qaiyim Al Jauziah menjawabnya dalam
buku yang berjudul Pengobatan Menurut Petunjuk Nabi. Gemagung Ikhitiati,
2002 hal 192-197 dan diterjemahkan oleh H.M.A. Saaridinata.
Judul aslinya adalah Al-Tibb al-Nabawiya, versi
Inggrisnya “Healing with the Medicine of the Prophet (sal allahu `alayhi
wa salim)” yang di terbitkan oleh Darussalam Publications di Beirut,
Libanon.
al-Qayyim hidup di tahun 1292-1350. Ia adalah ahli hukum
Islam dan berbagai cabang ilmu lainnya seperti astronomi, kimia,
filsafat dan agama. Walaupun demikian ia lebih dikenal sebagai “scholar
of heart” atau ahli kalbu karena karyanya yang luas dalam perilaku
manusia dan etika.
Menurut dia seorang dokter wajib berlaku sesuai dengan
duapuluh hal. Perlu dicatat bahwa butir ke 20 merupakan enam prinsip
pengobatan yang menentukan apakah dia seorang dokter atau tidak.
1. Pertama melakukan diagnosa mengenai jenis penyakit.
2. Mencari penyebab yang ada dibalik penyakit tersebut
3. Memeriksa pasien untuk menentukan kalau-kalau tubuhnya
mampu mengatasi penyakit atau keadaannya lebih lemah disbanding
penyakitnya. Jika si pasien cukup kuat untuk menolak penyakitnya, maka
dokter tidak perlu memberikan resep obat.
4. Memeriksa pasien, perilaku dan kondisinya
5. Meneliti peruzat-peruzat kondisi pasien
6. Mencari tahu umur pasien
7. Meneliti kebiasaannya dan apa yang terbiasa baginya
8. Mengingat pengaruh musim
9. Memasukkan kedalam pertimbangan tempat asal si pasien
10. Mempertimbangkan kondisi atmosfir pada saat dia
terserang penyakit
11. mencari obat yang tepat dan sesuai
12. Meneliti keefektifan dan ukuran banyaknya obat
13. Dokter tidak saja bertujuan menyembuhkan penyakit,
tetapi juga mencegah apa-apa yang lebih berat menjadi terjadi. Misalnya,
jika menyembuhkan suatu penyakit tertentu mengarah kepada penyakit yang
bahkan lebih berat, maka dokternya membiarkan penyakit yang ada dan
berupaya untuk membuatnya menjadi lebih ringan. Misalnya, lubang urat
darah, yang diobati dengan pemotongan, mungkin memperburuk penyakit akut
yang lainnya.
14. Memilih dan memberi resep dengan obat yang paling
sederhana untuk pengobatan, itu dibenarkan. Umpamanya, dokter tidak
meresepkan obat terkecuali dia meneliti pilihannya apakah pengobatan
cukup dengan hanya makanan dan diet tanpa obat.Juga, dokter sebaiknya
tidak meresepkan pengobatan yang beragam sampai dia meneliti pilihannya
akan pengobatan yang lebih sederhana. Pertanda dari dokter yang
benar-benar ahli adalah kemampuannya memberikan resep makanan sebagai
ganti dari obat, dan memberikan obat yang sederhana daripada yang
terdiri lebih dari berbagai campuran zat.
15. Dokter meneliti apakah penyakitnya dapat di obati
atau tidak. Jika menyadari bahwa dia tidak mampu mengobati penyakitnya,
janganlah melakukannya. Ini untuk menghemat waktu dan menjaga reputasi
serta menghindarkan dirinya dari menjadi korban keserakahannya sendiri
yang seolah-olah mampu menyembuhkan penyakit padahal yang tidak dapat
disembuhkan. Jika penyakitnya mungkin disembuhkan, maka dokter memeriksa
kalau-kalau penyakit tersebut dapat disembuhkan secara keseluruhan,
atau sedikitnya dibuat lebih ringan. Jika dokter tersebut menyadari
bahwa dia tidak dapat menyembuhkan penyakit itu, maka dia sebaiknya
meneliti cara-cara untuk mencegah semakin memburuknya penyakit tersebut.
Dalam keadaan ini, pengobatan harus ditujukan untuk maksud itu, untuk
meningkatkan kekuatan tubuhdan menghentikan semakin parahnya penyakit.
16. Dokter tersebut tidak boleh mengeluarkan dulu zat-zat
busuk (beracun) sebelum menjadi stabil dan matang
17. Dokter harus sangat luas pengetahuannya mengenai
berbagai penyakit jantung dan jiwa serta cara-cara untuk mengobati
penyakit-penyakit semacam itu. Sesungguhnya ini merupakan suatu aspek
penting dari ilmu pengetahuan tentang pengobatan, karena dampak dari
perilaku dan perasaan hati jelas sekali, dalam tubuh secara fisik.
Inilah sebabnya mengapa kami mengatakan jika seorang dokter dalam bidang
pengobatan juga harus berada seorang ahli dalam penyakit hati, dia akan
menjadi seorang dokter yang sempurna. Disisi lain, dokter yang tidak
mempunyai pengetahuan mengenai penyakit-penyakit hati sementara dia
berpengetahuan luas dalam penyakit tubuh, maka dia itu hanya setengah
dokter. Dia adalah seorang dokter yang tidak meneliti kebersihan hati si
pasien dan mendorongnya untuk memperkuat jiwa dan raganya dengan
melakukan amal-amal shalih dan baik, seperti memberi derma dan cendrung
untuk lebih bertakarrub kepada Allah dan mencari kebaikan buat hari
kemudian. Lebih tepatnya, jika seperti itu dia adalah seorang dokter
palsu. Sebenarnya, obat yang paling baik adalah melakukan amal-amal
shalih, bersedekah, berdzikir kepada Allah, memohon kepada-Nya, mencari
pertolongan-Nya, meminta dengan sungguh-sungguh kepada-Nya dan bertaubat
kepada-Nya. Amal-amahl shalih seperti itu mempunyai dampak yang sangat
besar dalam penyembuhan penyakit, lebih besar dari pengobatan yang
biasa, dengan syarat orang yang sakit itu mempunyai keyakinan terhadap
pengobatan batin seperti itu.
18. Bersikap lembut dan sabar kepada orang sakit, seperti
seorang yang lapang dada dan lembut kepada anak kecil.
19. Dokter harus menggunakan berbagai jenis obat biasa
dan obat batin, sekalian dengan menggunakan mata hatinya.
20. Dokter harus membuat pengobatannya berkisar disekitar
enam prinsip utama, yang merupakan landasan dari profesinya. Pertama,
dokter harus memelihara kesehatan. Kedua, dia harus berupaya dan
mengembalikan kesehatan yang hilang. Ketiga, dokter harus menyembuhkan
penyakit. Keempat, setidaknya mengurangi beratnya penyakit. Kelima,
dokter harus mengabaikan mudarat yang lebih kecil dan mengobati yang
lebih besar. Keenam, dokter harus mengabaikan manfaat yang lebih kecil
untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar. Ilmu pengetahuan kedokteran
berkisar di sekitar enam prinsip dasar ini, dan dokter yang tidak
berpegang kepada yang enam ini bukanlah dokter. Allah-lah yang Maha
Mengetahui.
Ringkasnya: seorang dokter harus kompeten (butir 17). Ia
dituntut untuk mampu membuat diagnosa dan penyebabnya (butir 1-2). ia
harus melihat pasiennya secara holistik. Ia bukan hanya mengobati
jasmani tetapi juga rohani (butir 3 – 10). Ia harus berempati, memahami
penderitaan pasien (butir 18-19). Dan akhirnya ia harus mengobati pasien
dengan efektif dan efisien (butir 11-16)
begitu luar biasa peran seorang dokter dan pengaruhnya,
begitu luar biasa pula hubungan kedokteran dan islam , maka dari
itu semoga bagi calon dokter dan dokter yang membaca artikel saya ini
dapat bermuasabah diri, tujuan utama seorang dokter yang kami tau
sebagai masyarakat adalah mengobati, begitu mulia pekerjaan ini dan akan
lebih mulia bila seorang dokter yang berlandaskan kepada Islam .
No Response to "Hubungan Ilmu Kedokteran dengan Islam"